BPBD DKI Minta Jangan Dianggap Biasa Soal Potensi Gempa Megathrust

1 day ago 4
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melakukan sosialisasi ke kantor-kantor kelurahan hingga gedung-gedung perusahaan soal potensi gempa megathrust. Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan mengatakan isu megathrust Selat Sunda membuat warga Jakarta sadar bahwa bencana tersebut harus diwaspadai.

"Saya pun minggu lalu ada beberapa lokasi yang saya datangi untuk sosialisasi gitu, termasuk di kelurahan, di kantor kelurahan, kemudian ada di perusahaan-perusahaan, di gedung-gedung gitu," kata Yohan kepada wartawan di Balai Kota Jakarta, Rabu (18/9/2024).

Yohan menegaskan informasi terkait potensi megathrust Selat Sunda yang mengancam wilayah Jakarta memang harus disampaikan ke publik. Terlebih lagi, warga Jakarta banyak yang bekerja di gedung-gedung tinggi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karena itu, peringatan soal potensi megathrust Selat Sunda perlu digencarkan agar warga tidak menganggap sepele.

"Di Jakarta ini bangunan tinggi sangat banyak, ketika terjadi megathrust otomatis ini akan berefek ya karena kalau misalnya bencananya terjadi pada siang hari kan orang di Jakarta jumlahnya lebih banyak berdomisili di kantor-kantor kan, pada bekerja kan, Kalau ini nggak diwarning, nanti malah nganggepnya biasa-biasa aja gitu, nggak ada awareness gitu," tuturnya.

"Padahal SOP-nya dalam satu gedung itu kan memang harus ada pelatihan-pelatihan, kesiapan-kesiapan kalau ada megathrust. Ini kan lebih terkait sama gempa ya. Kalau ada gempa itu harus gimana, terus harus ada yang namanya floor captain di setiap lantai. Nah hal-hal ini yang harus diedukasikan ke masyarakat," jelasnya.

Dia pun mengungkap permintaan pelatihan mitigasi bencana gempa bumi meningkat semenjak adanya isu megathrust Selat Sunda. Meski begitu, Yohan menuturkan BPBD DKI Jakarta telah mempersiapkan terkait potensi megathrust Selat Sunda, salah satunya dengan memasang Ina-TEWS atau Indonesia-Tsunami Early Warning System.

"Bahkan BMKG sendiri kan naruh alat di BPBD ya, Itu namanya TEWS, TEWS itu Tsunami Early Warning System. Satu paket jadinya, jadi dia itu mengcover seluruh wilayah di Indonesia dan itu setiap ada gempa, itu pasti akan notifikasi, akan bunyi gitu," tuturnya.

"Sementara ini kita fokuskan ke wilayah Pulau Jawa khususnya yang berefek langsung sama Jakarta. Termasuk tadi yang potensi megathrust. Kita pantau terus, kita koordinasi terus sama BMKG apa dan gimananya," imbuhnya.

(bel/idn)

Read Entire Article