5 months ago
5
Artis Brigitta Cynthia atau yang akrab disapa Gigi eks Cherrybelle didapuk untuk bermain di film horor bertajuk Pernikahan Arwah (The Butterfly House).
Dalam film yang diproduksi Entelekey Media Indonesia dan Relate Films itu, Gigi eks Cherrybelle memerankan karakter Mei Hwa, seorang penyanyi Tionghoa yang besar di tahun 1943.
Terkait karakternya, Gigi melakukan sejumlah riset untuk mengetahui latar belakang dari perempuan yang umumnya besar di tahun 1943-an.
"Pasti riset, ya. Sebenarnya aku, kan, enggak pernah hidup di tahun 1943, itu kenapa aku perlu ke perpustakaan, butuh buku-buku di tahun segitu," kata Gigi dalam konferensi pers di kawasan Cikini, Jakarta Pusat.
Gigi Eks Cherrybelle Ungkap Tak Mudah Cari Buku yang Gambarkan Kehidupan pada Tahun 1943
Gigi merasa dengan membaca buku-buku tentang kondisi pada tahun 1943 dapat membantunya memahami kehidupan di tahun tersebut.
Gigi menyebut mencari buku yang menggambarkan kehidupan pada 1943 bukan hal mudah. Karena itu, Gigi bersyukur bisa mendapatkan buku-buku yang dia butuhkan di perpustakaan.
"Merasa apa yang ada di internet, kurang. Kalau baca, aku lebih bisa bayangin, meresap. Gimana, sih, rasanya, feeling-nya aku bisa merasa lebih dekat. Jadi, lari ke perpustakaan, walaupun susah banget carinya. Aku salin beberapa halaman," ungkap Gigi.
Ditawari memerankan karakter di film Pengantin Arwah, diakui Gigi, menjadi tantangan tersendiri baginya. Karena itu, sebisa mungkin Gigi ingin memberikan penampilan terbaiknya untuk karakter yang ia perankan.
"Iya, karena ini adalah salah satu karakter yang paling menantang. Jadi, aku perlu banget melakukan itu. Agak bahaya untuk memainkan karakter di tahun itu, kalau misalnya salah-salah," kata Gigi.
Selain Gigi, film Pernikahan Arwah juga turut dibintangi oleh Morgan Oey, Zulfa Maharani, Jourdy Pranata, Puty Sjahrul, Amagerald, Alam Setiawan, Verdi Soaliman, dan Bonita.
Film Pernikahan Arwah mengisahkan tentang calon suami istri, Salim dan Tasya, yang memutuskan untuk memindahkan proses foto prewedding mereka ke rumah keluarga Salim setelah bibi Salim, satu-satunya keluarga sedarah Salim, baru saja meninggal dunia.
Selain harus mengurus pemakaman bibinya, Salim ternyata harus melanjutkan ritual keluarganya untuk membakar dupa setiap hari di sebuah altar yang misterius atau nyawanya akan terancam.
