Tentang Hari Bebas Kendaraan Bermotor Sedunia 22 September 2024

23 hours ago 3
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) Sedunia atau World Car Free Day atau Hari CFD sedunia diperingati setiap 22 September. Hari tersebut mendorong pengendara untuk berhenti sejenak dari penggunaan kendaraan bermotor.

Peringatan ini dirayakan sebagai bentuk inisiatif demi mendorong para pengguna kendaraan bermotor untuk berhenti sejenak dari mengemudi dan menggunakan alternatif dari kendaraan bermotor. Dalam hal ini, termasuk juga untuk pengendara mobil.

Sejarah dan Latar Belakang

Mengutip dari situs Days Of The Year, adanya hari Minggu bebas kendaraan bermotor ini berawal dari krisis lingkungan dan energi yang memicu pemikiran ulang tentang transportasi perkotaan. Hari ini pertama kali tercatat terjadi pada saat krisis minyak di tahun 1973, ketika Belanda menerapkan hari Minggu bebas kendaraan bermotor untuk mengurangi konsumsi minyak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Inisiatif gerakan tersebut membuat jalan raya dikosongkan dari kendaraan bermotor, terutama mobil. Sehingga masyarakat dapat menikmati lingkungan perkotaan yang lebih tenang dan tidak terlalu tercemar, yang juga menunjukkan potensi manfaat dari berkurangnya ketergantungan pada kendaraan bermotor, terutama mobil.

Seiring berjalannya waktu, gerakan tersebut menjadi lebih terorganisir dengan partisipasi global. Lalu pada tahun 2000, Bogota, Kolombia, muncul sebagai pemimpin dengan berhasil menerapkan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (Car Free Day) berskala besar, yang secara signifikan mengurangi jumlah kendaraan di jalan raya.

Gerakan ini semakin terstruktur dengan ditetapkannya Hari Bebas Kendaraan Bermotor Sedunia, yang diperingati setiap tahunnya pada tanggal 22 September. Tanggal ini bertepatan dengan Pekan Mobilitas Eropa (European Mobility Week), yang mencerminkan upaya terkonsolidasi untuk mempromosikan pilihan transportasi yang berkelanjutan di seluruh benua.

Saat ini, Hari Bebas Kendaraan Bermotor dirayakan di berbagai kota di seluruh dunia, yang menekankan pentingnya keberlanjutan dan transportasi aktif seperti bersepeda dan berjalan kaki. Acara-acara ini menjadi contoh praktis bagaimana kehidupan perkotaan dapat beradaptasi dan mendapat manfaat dari berkurangnya penggunaan kendaraan bermotor, sehingga dapat memengaruhi kebijakan jangka panjang dan perencanaan kota menuju lingkungan yang lebih ramah lingkungan dan ramah bagi semua.

(wia/idn)

Read Entire Article