Undip-RS Kariadi Akui Perundungan Terjadi di Pendidikan Dokter Spesialis

6 days ago 5
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Universitas Dipenogoro (Undip) mengakui adanya kasus bullying atau perundungan di dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Pengakuan itu disampaikan saat berada dalam satu forum bersama Anggota Komisi IX DPR RI, Irma Suryani Chaniago.

"Kami menyadari sepenuhnya, kami menyampaikan, dan kami mengakui bahwa di dalam sistem pendidikan dokter spesialis di internal kami terjadi praktik-praktik atau kasus-kasus perundungan dalam berbagai bentuk, dalam berbagai derajat, dalam berbagai hal," kata Dekan FK Undip Yan Wisnu di Aula FK Undip, Tembalang, Semarang, Jumat (13/9/2024).

Yan juga meminta arahan kepada berbagai pihak agar mereka bisa melakukan pembenahan. Selain itu, dia berharap pemerintah bisa memberikan izin agar Undip bisa melanjutkan pendidikan dokter spesialis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan ketiga kami mohon dukungan dari pemerintah dan masyarakat untuk kami dapat melanjutkan proses pendidikan dokter spesialis di Fakultas Kedokteran Undip khususnya adalah prodi anestesi dan intensif care," ujarnya.

Senada dengan Undip, Direktur Layanan Operasional RS Kariadi Mahabara juga mengakui bahwa RS Kariadi ikut bertanggung jawab dalam perundungan yang terjadi. Dia menyebut, sorotan terkait bullying di PPDS tersebut bisa menjadi momentum untuk melakukan perbaikan.

"Kami sebagai wahana RS pendidikan tidak lepas dari kekurangan dan kealpaan ketika terjadi perundungan, kami mengatakan bahwa turut bertanggung jawab dalam proses pendidikan dokter spesialis tersebut," ungkapnya.

Untuk diketahui, dugaan praktik bullying di PPDS ini menyeruak setelah meninggalnya dr Aulia Risma Lestari, mahasiswi PPDS Undip. Dugaan perundungan ini sudah dilaporkan pihak keluarga dr Aulia ke Polda Jateng.

Baca selengkapnya di sini.

(taa/imk)

Read Entire Article